KEONG MAS
Klasifikasi:
Kingdom :
Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Famili :
Ampullariidae
Spesies : Pomacea
canaliculata
Diskripsi:
Keong mas (Pomacea canaliculata) adalah siput sawah
dengan warna cangkang keemasan yang dianggap sebagai salah satu hama dalam
produksi padi. Keong mas disebut hama karena menjadi pemakan tanaman padi di
areal persawahan dan telurnya yang menempel pada batang padi menyebabkan
tanaman padi mati. Keong mas memiliki karakteristik khusus yang dapat digunakan
untuk membedakan dengan keong-keong jenis lain yang hidup pada habitat yang
sama. Keong mas dewasa memiliki cangkang berwarna coklat dan daging berwarna putih krem hingga kemerah-merahan. Ukuran
tubuhnya bervariasi dan tergantung pada ketersediaan makanan. Makanan keong mas
umumnya berupa tanaman yang masih muda dan lunak, misalnya bibit padi, sayuran,
dan enceng gondok. Keong mas hidup di kolam, sawah beririgasi dan kanal. Keong
mas membenamkan diri pada tanah lembab selama musim kering. Keong mas dapat
bertahan hidup hingga 6 bulan dengan cara menutup operkulum dan membenamkan
diri dalam tanah. Keong mas menjadi aktif kembali ketika tanah tempat hidupnya
tergenang air. Keong mas dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang
keras, misalnya pada perairan tercemar atau perairan yang memiliki kandungan
oksigen terlarut rendah, karena keong mas memiliki insang (ctenidium) dan organ
menyerupai paru-paru, sehingga dapat bertahan hidup di dalam dan di luar air
(DA-PhilRice 2001).
Komposisi Kimia
Keong Mas (Pomecea canaliculata), keong
mas cukup potensial sebagai sumber protein hewani. Keong mas memiliki kandungan
gizi lain yakni kalori dan karbohidrat. Keong mas juga mengandung vitamin dan
mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa mineral yang ditemukan dalam
daging keong mas antara lain kalsium, natrium, kalium, fosfor, magnesium, seng,
dan zat besi. Salah satu tabel yang menunjukkan kandungan mineral daging keong
mas (Pambudi 2011). Kandungan mineral keong mas sebagai berikut:
Komposisi
|
Jumlah
|
mineral makro
|
mg/100 gr
|
mineral mikro
|
mg/100 gr
|
Kalsium
|
7593,81
|
Besi
|
44,16
|
Natrium
|
620,84
|
Kalium
|
24,84
|
Selenium
|
Tidak terdeteksi
|
Fosfor
|
1454,32
|
Tembaga
|
Tidak terdeteksi
|
Magnesium
|
238,05
|
Lemak pada
daging keong mas akan mengalami beberapa perubahan setelah keong mas mati,
salah satunya adalah autooksidasi lemak. Autooksidasi yang terjadi menyebabkan
perubahan bau, warna dan tekstur. Ketengikan merupakan indikator utama dari
kerusakan lemak dan minyak. Proses oksidasi lemak yang menimbulkan aroma tengik
membuat makanan menjadi tidak enak. Proses autooksidasi lipid melalui tiga
tahap reaksi yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. Inisiasi ditandai dengan
terlepasnya atom hidrogen dari molekul asam lemak (LH) sehingga terbentuk
radikal bebas alkil (L-). Tahap propagasi yaitu saat radikal bebas alkil yang
terbentuk pada tahap inisiasi bereaksi dengan oksigen atmosfer membentuk
radikal bebas peroksi (LOO-). Radikal bebas peroksi yang terbentuk bereaksi
dengan atom hidrogen yang terlepas dari asam lemak tidak jenuh lain membentuk
hidroperoksida (LOOH). Antioksidan (AH) dapat memberikan atom oksigen pada
radikal bebas peroksi (LOO-) dan membentuk radikal lemak yang lebih stabil
(LOOH). Turunan radikal antioksidan (A-) juga bersifat stabil sehingga tidak
membentuk radikal yang baru. Tahap terminasi terjadi saat adanya penggabungan
radikal-radikal bebas membentuk
produk non radikal yang stabil (Akoh
& Min 2008).
Keong mas (Pomacea canaliculata) dapat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan libido, dan obat liver. Keong mas mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76 %. Kandungan protein yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan belut karena belut merupakan hewan karnivora sehingga membutuhkan pakan dengan kadar protein yang tinggi. Selain banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini juga kaya akan kalsium. Penggunaan keong mas untuk pakan itik terbukti mampu menaikkan hasil telur hingga 80 %. Pemberian pakan sekitar 4,5 % tepung keong mas pada sapi potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan tingkat keuntungan paling tinggi dibandingkan pemberian pakan lain. Sebagai pakan ikan, penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25-75% memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu, efisiensi pakan, retensi protein, dan retensi lemak (Ruslan dan Harianto 2009)
Habitat
keong mas
Secara morfologi
atau zoologi, keong emas termasuk kelas moluska. keong mas memiliki nama latin Pomacea canaliculata Lamarck. Dibeberapa
daerah keong mas dikenal sebagai siput murbai. Jenis siput ini berasal dari
Amerika Latin, kemudian masuk ke Asia Tenggara sekitar tahun
1981-an, awalnya diperkanalkan sebagai jenis makanan protein hewani baru.
Ternyata hewan ini berkembang-biak dengan pesat, sehingga berubah menjadi hama
potensial bagi tanaman padi berusia muda di negara-negara Indonesia, Filipina,
Kamboja, Thailand dan Vietnam. Dibeberapa daerah hama keong emas menjadi musuh
utama para petani padi, sehingga untuk mengendalikannya ditempuh berbagai cara,
mulai dari pemungutan keong dan penghancuran telurnya, penggunaan semut merah
semut merah untuk memakan telor keong, penggunaan bebek untuk memakan keong
muda, penggunaan tanaman beracun, sampai penggunaan pestisida. Hal itu karena
kemampuan berkembang-biak keong emas yang luar biasa, sebagai gambaran
seekor keong emas betina mampu menghasilkan 15 kelompok telur dalam sekali
siklus hidup berkisar antara 60-80 hari. Ternyata setiap kelompok telur berisi
300 - 500 butir. Pertambahan populasinya juga yang luar biasa, di mana seekor
keong mas dewasa bisa menghasilkan 1000-1200 telur dalam setiap bulannya.
Keong mas satu
famili dengan keong lokal, yaitu keong gondang Pila ampullaceae (Marwoto,
1997). Famili Ampullariidae yang merupakan siput air tawar. Siput ini berbentuk
bundar atau setengah bundar. Rumah siput berujung pada menara pendek dengan 4-5
putaran kanal yang dangkal. Pada mulut rumah siput terdapat penutup mulut yang
disebut operculum yang kaku. Keluarga siput Ampullaridae berukuran besar, rumah
siput bias mencapai 100 mm.
Keong mas
sebagai fauna pendatang mudah dibedakan dari keong gondang, baik dari bentuk
maupun ukuran rumah siput dan warna kelompok telur. Persamaan antara keong
gondang dengan keong mas adalah pada bentuk rumah siput dan kelompok telur.
Kelompok telur keong mas berwarna merah muda yang diletakkan diatas permukaan
air, sedangkan kelompok telur keong gondang berwarna putih yang diletakkan di
bibir permukaan air. Telur keong gondang lebih besar dari keong mas, tetapi
jumlah telur untuk tiap kelompok sedikit. Satu kelompok telur keong gondang
hanya terdiri atas 15-35 butir (Djayasasmita, 1987).
Lebih mengetahui kemampuan
aestivasi dan sensitivitas keong mas terhadap kekeringan, dilakukan percobaan
laboratorium menggunakan Rancangan Acak Blok. Hewan percobaan dibagi 3 kelas
yaitu kecil (tinggi cangkang 18-23 mm), sedang (tinggi cangkang 28-33 mm) dan
besar (tinggi 38-43 mm). Perlakuan keong ditempatkan dalam wadah yang
berlumpur kering ukuran 3x3x0,5 m dan tinggi 30 cm. Perlakuan berikutnya
keong ditempatkan dalam ember plastik tanpa air dan disimpan di dalam/luar
ruangan, serta dengan/tanpa mulsa penutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keong mas ukuran kecil akan mencapai mortalitas 50 persen setelah aestivasi 3
bulan dan 100 persen setelah 6 bulan, keong sedang 4,5 bulan dan 6 bulan,
keong besar 6,5 bulan dan 12 bulan. Keong ukuran kecil yang disimpan tanpa
air selama 1,5 bulan akan mati 50 persen dan setelah disimpan lebih 3 bulan
akan mati semua (100 persen). Ukuran sedang akan mati 50 persen bila disimpan
tanpa air selama 4 bulan, sedangkan keong besar mati 50 persen setelah 4
bulan dan setelah itu tidak akan tahan hidup. Untuk pengendalian keong mas
sebaiknya dilakukan pemungutan keong, dan kemudian mematikannya.
|
|
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking